Pengamatan Perilaku Masyarakat Terhadap Kesadaran Berolahraga di Desa Karangklesem


TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
PENGAMATAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KESADARAN BEROLAHRAGA DI DESA KARANGKLESEM





Disusun oleh :
Errlicha Prameswari ( I1A015080 )

Dosen Pengampu :
Dra. Sotyania W., M.Kes.

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Menurut WHO, sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Sehat adalah sejahtera, makin tinggi derajat sehat kita, makin sejahtera dan bahagia kita. Henrik L. Blum menyatakan bahwa derajat sehat atau derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor genetis, layanan kesehatan, lingkungan dan perilaku manusia. Perilaku manusia dinyatakan sebagai faktor terbesar dalam mendukung derajat kesehatan manusia karna berkaitan dengan suatu aktivitas langsung oleh manusia dalam rangka peningkatan kesehatan dirinya.
Tetapi, tidak semua orang telah memahami pentingnya aktivitas-aktivitas tertentu sebagai bagian dari perilaku manusia dalam tercapainya kesehatan yang baik, contohnya olahraga. Masih banyak sekali orang yang mengabaikan pentingnya pemeliharaan kesehatan diri agar tubuh selalu prima dan tercapai kesejahteraan. Masyarakat desa Karangklesem adalah masyarakat yang masih kurang kepeduliannya terhadap berolahraga. Dibutuhkan analisa masalah dan solusi untuk meningkatkan kepedulian dan derajat kesehatan warga.

Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perilaku masyarakat desa Karangklesem terhadap kesadaran berolahraga?
2.      Bagaimana solusi bagi permasalahan perilaku masyarakat dalam berolahraga di desa Karangklesem?

PEMBAHASAN
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan hidup dan meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Seperti halnya makan, gerak (olahraga) meupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Baik untuk generasi muda yang aktif maupun usia dewasa dan anjut usia, olahraga mampu menyeimbangkan fungsi fisiologis tubuh, stabilitas emosional, kecerdasan intelektual, serta meningkatkan kemampuan sosialisasi dengan lingkungan.  
Dengan pentingnya olahraga, masyarakat desa Karangwangkal justru cenderung tidak melakukan kegiatan olahraga. Mereka beranggapan bahwa kegiatan sehari-hari yang telah mereka lakukan sudah cukup untuk membuat mereka bergerak dan sehat. Mereka tidak menggolongkan olahraga sebagai hal yang penting untuk dilakukan sebagai perilaku kesehatan.
Desa Karangklesem memiliki fasilitas yang memadai, yaitu taman Andhang Pangrenan. Taman ini dapat digunakan untuk kegiatan olahraga. Namun fasilitas ini juga tidak dijadikan sebagai tempat berolahraga rutin mereka, hanya sebagai tempat untuk hiburan saja. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berolahraga juga dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat berolahraga.
Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan berolahraga dapat dilakukan dengan cara ajakan untuk perubahan perilaku. Menurut Kurt Lewin (1970), Perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (resistining forces). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut dalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseoang, yakni:
1.      Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat, hal ini terjadi bila ada stimulus yang mendorong terjadinya perubahan. Seperti penerimaan pengetahuan yang cukupakan manfaat berolahraga, serta motif ingin hidup sehat meningkat.
2.      Kekuatan-kekuatan penahan menurun, hal ini terjadi apabila ada penurunan dari kekuatan-kekuatan penahan, sehingga terjadi usaha ke arah perubahan. Misalnya mulai meluangkan waktunya untuk berolahraga dan mau mulai memanfaatkan fasilitas olahraga.
3.      Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun. Misalnya ada dorongan serta partisipasi keluarga untuk lebih memperhatikan kesehatan dirinya dengan berolahraga.
Setelah adanya perubahan perilaku, dibutuhkan komitmen dan konsistensi  masyarakat untuk rutin menjalankan olahraga. Olahraga akan dilakukan masyarakat secara berkala dan berkelanjutan apabila terdapat motivasi pribadi untuk hidup sehat sepanjang hidup. Penerapannya akan semakin baik apabila masyarakat desa Karangklesem mulai menjadikan olahraga sebagai kebutuhan hidup, bukan hanya sekedar rekreasi. Sehingga akan tercapai masyarakat yang berperilaku sehat dan memiliki derajat kesehatan yang tinggi.


PENUTUP
Kesimpulan
Tidak mudah untuk menjadikan olahraga sebagai kegiatan yang dianggap perlu dilakukan oleh masyarakat. Dibutuhkan pengetahuan akan manfaat berolahraga dan perubahan perilaku dari masyarakat itu sendiri agar tercapai masyarakat yang berperilaku sehat dan memiliki derajat kesehatan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Giriwojo, Santosa. dan Dikdik Zafar Sidik. 2013. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudarma, Momon. 2012. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Komentar

  1. Bet365 Casino Site | A trusted source for online gaming
    Founded in 2008, Bet365 1xbet Casino is an online gaming site with a large selection of online casino 바카라 games. · Since then, they've developed an innovative platform 카지노사이트

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Desain Grafis

Gastroenteritis